A. Judul Percobaan
“Spektroskopi
Serapan dalam Daerah Tampak “
B. Tujuan Percobaan
Pada
percobaan ini diperkenalkan dasar- dasar spektroskopi serta cara-cara
mengoperasikan alat.
C. Landasan teori
Spektrometer
adalah alat untuk mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh sebagai
fungsi panjang gelombang.Pengukuran terhadap suatu contoh pada suatu panjnag
gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat yang demikian dapat
dikelompokan naik sebagai manual atau perekam, Maupun sebagai sinar tunggal
atau sinar yang rangkap. Dalam praktek,alat-alat sinar tunggal biasanya
dijalankan dengan tanagn dan alat-alat sinar rangkap biasanya menonjolkan
pencatatan spektrum absorpsi tetapi adalah mungkin untuk mencatat suatu
spektrum dengan suatu alat (Wikipedia, 2010).
Peralatan
spektroskopi cahaya tampak dipakai untuk menentukan struktur dan identifikasi
senyawa organik untuk mngetahui kandungan kimiawi dari suatu bahan. Sumber
radiasi yang divaraiasi panjang gelombangnya,Pada peralatan spektroskopi cahaya
tampak, dilewatkan pada sapel yang menghasilkan grafik spektrum antara panjang
gelombang dan intensitas cahaya yang diterima oleh detektor (Endro, 2004).
Walaupun
tidak dilakukkan analisis secara sintetis, suatu struktur senyawa kimia seperti
komponen-komponen yang utama dari susu yaitu protein, lemak, hidrat arang, mineral, vitamin air dan dapat ditentukan
secara cepat dengan suatu peralatan spektroskopi (Endro, 2004).
Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum
cahaya tampak tergantung pola struktur elktronik dari molekul. Spektra cahaya
tampak dari senyawa-senyawa organik berkaitan erta dengan transisi-transisi
diantara tingkatan energi alaktronik. Penyerapan energi pada daerah cahaya
tampak menghasilkan perubahan dalam elektronik molekul yang merupakan hasi
transisi elektron valensi dalam molekul tersebut. Intensitas serapan menurut
hukum Lambert
Beer (Endro, 2004).
Jika
suatu berkas sinar melewati suatu medium homogen, Sebagaimana cahaya datang (Po) diabsorpsi
sebanyak (Pa), Sebagian dapat diabaikan
dipantulkan (Pr)
Sedangakan sisanya ditarnsmisikan (Pt) dengan efek intensitas murni sebesar.
Po= Pa +
Pt + Pr
Dimana
Po intensitas relasi radiasi yang masuk, Pa-Intensitas cahaya yang
diabsorpsi.Pr-Intensitas bagian cahaya yang dipantulkan ,Pt- Intensitas cahaya
yang diamsusikan tetapi pada prakteknya,Nilai Pr Adalah kecil sekali (-A%)
Sehingga tujuan praktis. Po=Pa+Pt (Khopkar, 2007).
Asal Usul spektra dalam spektoskopis molekul
adalah emisi atau absorpsi sebuah foton. Ketika energi molekul berubah.
Perbedaannya dengan spektroskopis atom adalah energi molkeul dapat berubah
tidak hanya sebgai hasil transisi elktronik tetapai juga karena transisi antara
keadaan vitrasi dan rotasinya. Karena itu,spektra molekul lebih rumitdari pada
spektra atom. Spektra molekul juga mengandung informasi yang berhubungan dengan
banyak sifat. Analisisnya menhasilkan nilai tentang kekuatan panjang dan sudut
ikatan spektra molkelu juga menyediakan cara untuk mengukur berbagai sifat
molekul khusunya momen dipol untuk (Atkins, 1996).
Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan
yang meliputi daerah spektrum dalam mana instrumen itu dirancang untuk
memencilkan pita sempit panjang-panjang gelombang dari spektrum lebar yang
dipancarkan oleh sumber cahaya (tentu saja kemonokromatikan yang benar-benar tidaklah
tercapai (Sudjadi, 2007).
Menurut khopkar (2007), Lambert Beer dan juga Bouger menunjukan
hubungan berikut:
1.
Jika suatu berkas sinar radiasi
monokromatik,gat kecilnya akan menurunkan yang sejajar jatuh pada medium
pengaabsorpsi pada susut tegak lurus setiap lapisan, yang sangat kecil akan
menurunkan intensitas berkas
2.
Jika
satu cahaya monokromatis mengenal suatu medium yang transparn, laju pengurangan
intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya
3.
Intensitas cahaya sinar monokrmatis
berkurang secara eksponensial bila konsntrasi zat pengabsorpsi bertambah.
Menurut wikipedia (2010),
Unsur-unsur terpenting suatu sektrofotometer adalah sebagai berikut :
1.
Sumber
radiasi yang kontinu meliputi daerah spektrum dimana alat yang ditujukan untuk
dijalankan
2.
Monokromator, yang merupakan alat
untuk mengioslasi suau berkas sempit dari panjang gelombang-gelombang dari
spektrum luas yang dinuyalakan suatu sumber.
3.
Wadah
untuk contoh
4.
Detektor
yang merupakan suatu transducer yang mengubah energi radiasi menjadi isyrat
listrik.
5.
Sistem pembacaan yang dapat menunjukan
besarnya isyarat listrik.
Hukum beer, aluran absorbans terhadap
konsentrasi atau log %T terhadap
konsentrasi dikenal sebagai aluran hukum beer. Untuk membuat grafik diukur
absorbans sederetan larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Tebal sel dan
panjang gelombang yang dipakai diambil tetap. Jika diperoleh aluran yang lurus,
artinya larutan dan alatnya mengikuti hukum beer pada panjang gelombang yang
dipaakai, maka aluran ini dapat dipakai maka aluran ini dapat dipakai untuk
menentukan
konsentrasi suatu aluran larutan (Nannizt, 2009).
D. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Spektrofotometer dengan panjang
gelombang 375-625 nm
b.
Kuvet 3 buah
c.
Labu ukur 25 ml, 5 buah
d.
Pipet volume 5,10 dan 20 ml
e.
Gelas piala 100 ml (2buah)
f.
Gelas piala 50 ml 6 buah
g.
Pipet tetes
2.
Bahan
a.
Larutan Cr(NO3)3
0,0500 M
b.
Larutan Co(NO3)2 0,1880
c.
Aquades
d.
Tissue
E.
Prosedur
Kerja
Spektroskopis Serapan
1.
Menyiapkan larutan berikut :
a.
0,02 M Cr(II) dengan jalan mengencerkan
10 ml 0,05 M larutan baku Cr(NO3)3 dalam labu ukur
sampai tepat 25 ml. Mengocok larutan dengan baik.
b.
0,0752 M Co(II) dengan jalan
mengencerkan 10 ml 0,1880 M larutan baku Co(NO3)2 dalam
labu ukur sampai volumenya tepat 25 ml. Mengocok larutan dengan baik.
2.
Mengambil 3 kuvet yang telah diserasikan. Kuvet
1 untuk air, kuvet 2 untuk Cr(III), dan kuvet 3 untuk Co(II).
3.
Mengatur
panjang gelombang pada 375 nm dan selanjutnya mengatur instrumen pada %T pada waktu tak ada
kuvet dan 100%T pada waktu ada kuvet yang berisi air ditempatkan pada sampel
holder.
4.
Membersihkan kuvet yang berisi larutan
Cr(III) dan memasukkan kedalam sampel holder
5.
Mencatat %T larutan
6.
Mengulangi dengan Larutan Co(II).
F.
Hasil
Pengamatan
Panjang
Gelombang
|
Cr
|
Co
|
||
%T
|
A
|
%T
|
A
|
|
375
385
395
405
415
425
435
445
455
465
475
485
495
505
515
525
535
545
555
565
575
585
595
605
615
625
|
73,6
60,4
55,8
54,0
54,0
56,6
60,4
66,6
72,2
77,4
82,2
83,4
83,4
81,6
79,6
74,8
70,4
66,4
62,0
60,0
59,8
60,6
62,6
65,2
68,6
72,6
|
-1,87
-1,78
-1,75
-1,73
-1,73
-1,75
-1,78
-1,82
-1,86
-1,
89
-1,91
-1,92
-1,92
-1,91
-1,89
-1,87
-1,85
-1,82
-1,79
-1,78
-1,78
-1,78
-1,79
-1,81
-1,84
-1,86
|
96,8
94,2
93,4
91,2
89,0
84,4
78,8
70,6
63,8
56,0
51,2
47,4
44,2
41,2
41,2
44,0
51,6
61,8
72,2
80,0
86,0
90,0
91,6
92,2
92,6
93,6
|
-1,99
-1,97
-1,97
-1,96
-1,95
-1,93
-1,90
-1,85
-1,80
-1,75
-1,71
-1,68
-1,65
-1,61
-1,61
-1,64
-1,71
-1,79
-1,86
-1,90
-1,93
-1,95
-1,96
-1,97
-1,97
-1,97
|
G. Analisis Data
Untuk Cr
-Panjang Gelombang (λ) = 375 nm
A = log
Log
= -1,87
-Panjang Gelombang (λ) = 385 nm
A = log
Log
= -1,78
-Panjang Gelombang (λ) = 395 nm
A = log
Log
= -1,75
-Panjang Gelombang (λ) = 405 nm
A = log
Log
= -1,73
-Panjang Gelombang (λ) = 415 nm
A = log
Log
= -1,73
-Panjang Gelombang (λ) = 425 nm
A = log
Log
= -1,75
-Panjang Gelombang (λ) = 435 nm
A = log
Log
= -1,78
-Panjang Gelombang (λ) =445 nm
A = log
Log
= -1,82
-Panjang Gelombang (λ) = 375 nm
A = log
Log
= -1,82
-Panjang Gelombang (λ) = 455 nm
A = log
Log
= -1,86
-Panjang Gelombang (λ) =465 nm
A = log
Log
= -1,89
-Panjang Gelombang (λ) = 475 nm
A = log
Log
= -1,91
-Panjang Gelombang (λ) = 485 nm
A = log
Log
= -1,92
-Panjang Gelombang (λ) = 495 nm
A = log
Log
= -1,92
|
-Panjang Gelombang (λ) = 505 nm
A = log
Log
= -1,91
-Panjang Gelombang (λ) = 515 nm
A = log
Log
= -1,89
-Panjang Gelombang (λ) = 525 nm
A = log
Log
= -1,87
-Panjang Gelombang (λ) = 535 nm
A = log
Log
= -1,85
-Panjang Gelombang (λ) = 545 nm
A = log
Log
= -1,82
-Panjang Gelombang (λ) = 555 nm
A = log
Log
= -1,79
-Panjang Gelombang (λ) = 565 nm
A = log
Log
= -1,78
-Panjang Gelombang (λ) = 575 nm
A = log
Log
= -1,78
-Panjang Gelombang (λ) = 585 nm
A = log
Log
= -1,78
-Panjang Gelombang (λ) = 595 nm
A = log
Log
= -1,79
-Panjang Gelombang (λ) = 605 nm
A = log
Log
= -1,81
-Panjang Gelombang (λ) = 615 nm
A = log
Log
= -1,84
-Panjang Gelombang (λ) = 625 nm
A = log
Log
= -1,86
|
Untuk Co
-Panjang Gelombang (λ) = 375 nm
A = log
Log
= -1,99
-Panjang Gelombang (λ) = 385 nm
A = log
Log
= -1,97
-Panjang Gelombang (λ) = 395 nm
A = log
Log
= -1,75
-Panjang Gelombang (λ) = 405 nm
A = log
Log
= -1,97
-Panjang Gelombang (λ) = 415 nm
A = log
Log
= -1,96
-Panjang Gelombang (λ) = 425 nm
A = log
Log
= -1,95
-Panjang Gelombang (λ) = 435 nm
A = log
Log
= -1,93
-Panjang Gelombang (λ) =445 nm
A = log
Log
= -1,90
-Panjang Gelombang (λ) = 375 nm
A = log
Log
= -1,85
-Panjang Gelombang (λ) = 455 nm
A = log
Log
= -1,80
-Panjang Gelombang (λ) =465 nm
A = log
Log
= -1,75
-Panjang Gelombang (λ) = 475 nm
A = log
Log
= -1,71
-Panjang Gelombang (λ) = 485 nm
A = log
Log
= -1,68
-Panjang Gelombang (λ) = 495 nm
A = log
Log
= -1,65
|
-Panjang Gelombang (λ) = 505 nm
A = log
Log
= -1,61
-Panjang Gelombang (λ) = 515 nm
A = log
Log
= -1,61
-Panjang Gelombang (λ) = 525 nm
A = log
Log
= -1,64
-Panjang Gelombang (λ) = 535 nm
A = log
Log
= -1,71
-Panjang Gelombang (λ) = 545 nm
A = log
Log
= -1,79
-Panjang Gelombang (λ) = 555 nm
A = log
Log
= -1,86
-Panjang Gelombang (λ) = 565 nm
A = log
Log
= -1,90
-Panjang Gelombang (λ) = 575 nm
A = log
Log
= -1,93
-Panjang Gelombang (λ) = 585 nm
A = log
Log
= -1,95
-Panjang Gelombang (λ) = 595 nm
A = log
Log
= -1,96
-Panjang Gelombang (λ) = 605 nm
A = log
Log
= -1,96
-Panjang Gelombang (λ) = 615 nm
A = log
Log
= -1,97
-Panjang Gelombang (λ) = 625 nm
A = log
Log
= -1,97
|
Grafik
Hubungan Panjang Gelombang (l)
dengan Absorbansi (A)
H. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
absorbansi larutan Co(II) dan Cr(III) pada berbagai panjang gelombang sebelum melakukan
percobaan, alat spektrofotometer terlebih dahulu dinyalakan sekitar 20 menit
sebelum digunkanan. Hal ini dilakukan agar alat dapat bekerja maksimal pada
proses pembacaan. Langkah selanjutnya adalah memasukkan larutan-larutan sampel
yang digunakan (larutan Cr(NO3)3 0,02 M dan Co(NO3)2 0,0752 M dan larutan
blanko(aquades) ke dalam kuvet.
Pada proses pembacaan kuvet yang berisi blanko dan
sampel yang dimasukkan secara bergantian. Hal ini dilakukan agar pembacaan
lebih akurat karena tidak akan dipengaruhi oleh hasil pembacaan sampe
sebelumnya.
Dari hasil pengamatan dan grafik yang
diperoleh,dapat diketahui bahwa absorbansi maksimun untuk larutan Co(II) berda
panjang gelombang 505 nm dengan absorbansi sebesar-1,61 dan larutan Cr(III)
berada panjang gelombang 405 nm dengan absorbansi -1,73. Absorbansi minimun
untuk larutan Co(II) berada pada panjang
gelombang 375 nm dengan absorbansi sebesar -1,49 dan untuk larutan Cr(III)
berada panjang gelombang 485 nm dengan absorbansi sebesar -1,92. Titik
perpotongan kedua kurva berada pada panjang gelombang 450 nm dan 550nm.
I.
Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
a.
Absorbansi suatu larutan dapat
diketahui dengan menggunakan spektrofotometer
b.
Absorbansi maksimun larutan Cr(III)
berada pada larutan pada panjang gelombang 405 nm dan alrutan Co(II) berada
pada apnjang gelombang 465 nm dan larutan Co(II) berada panjang gelombang 375
nm.
c.
Absorbansi
minimun larutan Cr(III) berada pada panjang gelombang 485 nm dan larutan Co(II)
berada pada panjang gelombang 375 nm.
2.
Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti
dalam melakukan pengukuran agar hal yang diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.
Endro, Jatmiko. 2004. Rancang Bangun Spektorskopi Cahaya Tampak Untuk
Penentuan Kualitas Susu Dengan
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Bandung: ITB.
Khopkar, SM.
2007. Konsep Dasar Kimia Analaitik.
Jakarta: UI Press.
Nannizt. 2009. Spektroskopi
Serapan dan Daerah Tampak. Http://Biografinanni.blogspot.com/2009/II/spektroskopi-serapan-dalam-daerah-tampak.Html diakses pada 1 Desember
2010.
Sudjadji,dkk.2007.
Kimia Farmasi Anaisis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Wikepedia. 2010. Analisis Campuran Dua Komponen Tanpa Pemisahan
dengan spektrofoto- Meter. Http://www.wikipedia.com diakses pada tanggal 1 Desember 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar